Ditengah Gejolak Ekonomi di Timur Tengah, Indonesia Mendapatkan Investasi Pendirian Perusahaan Baterai EV, untuk Percepatan Industrialisasi dan Hilirisasi di Indonesia

Indonesia pada beberapa tahun terakhir sedang melaksanakan trobosan besar dalam percepatan Industrialisasi, melalui hilirisasi komoditas tambang yang dimana dimaksudkan untuk mewujudkan sebuah ekosistem industri masa depan Indonesia dalam mendukung transisi energi terbarukan di tengah gejolak ekonomi di seluruh dunia akibat dari terjadinya peningkatan eskalasi perang dan perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Melalui percepatan industrialisasi, diharapkan akan dapat menghasilkan penyerapan dan kemandirian industri dalam negeri dalam memenuhi kebutuhan akan produk berkualitas tinggi di Indonesia. Industrialisasi dalam produksi baterai EV, menjadi salah satu program prioritas pemerintah dalam percepatan industrialisasi dan hilirisasi. Hal ini karena dengan adanya ekosistem industri yang berkelanjutan berupa produksi komoditas vital dalam industri otomotif di masa depan, akan lebih menguntungkan bagi keberlanjutan perkerjaan di Indonesia. Oleh karena itu pemerintah Indonesia saat ini masih sangat fokus dalam meningkatkan investasi dalam mempercepat industrialisasi dan hilirisasi di Indonesia, melalui kerjasama internasional dalam pengelolaan produk tambang menjadi produk industri dan otomotif.

Indonesia mendapatkan investasi yang cukup besar dari beberapa negara salah satu nya dari Tiongkok dan Korea Selatan melalui pendirian pabrik produksi kendaraan listrik dan baterai EV yang menjadi industri masa depan Indonesia. Adanya investasi ini juga dapat berkontribusi dalam mendorong percepatan hilirisasi komoditas tambang ini seperti nikel, yang akan diolah menjadi baterai EV. Dimana pemerintah Indonesia melalui program prioritas berupa percepatan industrialisasi dan hilirisasi melaksanakan trobosan besar berupa pendirian pabrik produksi baterai EV yang dikelola oleh beberapa perusahaan sebagai berikut : PT Aneka Tambang (Antam), PT Indonesia Battery Corporation (IBC), dan perusahaan asal China yakni Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) yang merupakan perusahaan patungan dari CATL, Brunp dan Lygend (Muliawati, F., D., 2025). Selain itu pemerintah Indonesia di tahun 2024 telah mendapat investasi dari perusahaan otomotif asal Korea Selatan dari Hyundai Motor Company,dan LG Energy Solution, yang berkerjasama dengan perusahaan alasan Indonesia dari PT Indonesia Battery Corporation (IBC) (Yanwardhana, E., 2024). Investasi yang dilaksanakan oleh perusahaan asal Korea Selatan ini bertujuan untuk menjadi sumber utama dari penyediaan pasokan baterai EV untuk mobil listrik dari Hyundai yang telah terlebih dahulu mendirikan pabrik produksi mobil listrik di Indonesia. Melihat investasi yang berasal dari dua negara Tiongkok dan Korea Selatan diharapkan dapat mendukung percepatan industrialisasi dan hilirisasi komoditas tambang Indonesia agar dapat kemandirian industri dalam negeri Indonesia. Investasi di industri produksi baterai EV menjadi bukti bahwa Indonesia serius dalam mendukung percepatan transisi energi terbarukan melalui produksi kendaraan rendah emission. Hal ini sudah di buktikan dengan adanya banyak jenis kendaraan listrik yang mulai di produksi oleh perusahaan otomotif di Indonesia seperti PT Pindah Persero yang menjadi salah satu industri pertahanan Indonesia yang mengeluarkan produksi kendaraan berupa mobil listrik, dan masih banyak lagi perusahaan pertahanan di Indonesia yang melaksanakan produksi kendaraan listrik baik berupa motor atau mobil (Admin, 2025). Ini yang menjadi ekosistem industri baterai EV di Indonesia dianggap sangat cerah oleh banyak perusahaan otomotif di dunia.

Dengan terjadinya gejolak ekonomi di wilayah Timur Tengah antara Iran dan Amerika Serikat yang mengakibatkan kekhawatiran mengenai pasokan minyak bumi global. Akibat dari adanya ancaman penutupan selat Hormuz oleh pihak Iran atas serangan yang telah dilaksanakan oleh Amerika Serikat ke tiga lokasi fasilitas pengayaan nuklir milik pemerintah Iran (Nugraha,. F., 2025). Oleh karena itu ketergantungan pada pemanfaatan energi fosil perlu dikurangi agar dampak dari volatilitas harga energi global tidak terlalu berpengaruh pada sistem perekonomian di dalam negeri Indonesia. Hal ini membuat perlunya transisi ke sumber energi terbarukan dalam melaksanakan aktivitas ekonomi dikehidupan sehari-hari, seperti pemanfaatan kendaraan listrik. Kondisi ini pastinya akan dapat memberikan dampak positif kepada perekonomian di Indonesia melalui peningkatan permintaan produksi kendaraan listrik yang akan berdampak pada peningkatan dari produksi baterai EV yang ada di Indonesia. Selain itu transisi energi terbarukan juga perlu dilaksanakan oleh Indonesia agar ketergantungan akan energi impor dapat dikurangi melalui pemanfaatan sumber energi terbarukan dalam proses produksi di industri yang ada di Indonesia. Hal ini juga sudah mulai diterapkan oleh perusahaan pabrik baterai EV dan kendaraan listrik di Indonesia yang akan memanfaatkan sumber energi terbarukan sebagai sumber utama dalam supply energi ke fasilitas produksi baterai EV dan kendaraan listrik.

Walaupun transisi energi terbarukan yang sudah disepakati oleh seluruh negeri di dunia untuk mendukung pemanfaatan sumber energi berkelanjutan dan net zero emission, memiliki hambatan yang pastinya juga akan berdampak pada keberlanjutan industri baterai EV seperti ada ancaman mengenai pemanfaatan sumber energi terbarukan dari nuklir. Hal ini dapat dilihat dari kejadian di Iran yang menunjukkan bahwa pelaksanaan transisi energi terbarukan juga memiliki hambatan. Oleh karena itu pemerintah Indonesia perlu mengambil sebuah kebijakan yang tepat dalam menunjang keberlanjutan dari ada industri baterai EV di Indonesia dengan meningkatnya kapasitas produksi sumber energi terbarukan oleh PT PLN Persero agar dapat menyediakan sumber pengisian ulang energi yang cukup untuk kendaraan listrik. Selain itu peningkatan kualitas SDM melalui peningkatan pembangunan IPM perlu dilaksanakan yang berbasis perbaikan pada sistem pembelajaran yang dilaksanakan di Indonesia agar dapat mengejar perkembangan teknologi yang ada saat ini. Melalui pemanfaatan peluang berupa investasi dan peningkatan kesadaran masyarakat dunia akan punya transisi energi agar tercipta kemandirian energi di setiap negara, yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia dalam percepatan industrialisasi dan hilirisasi yang akan diharapkan mampu memberikan dampak kepada peningkatan penyerapan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi nasional, melalui peningkatan pendapat nasional, yang mampu mendukung dari tercapainya visi Indonesia Emas 2045 melalui percepatan industrialisasi dan hilirisasi dalam membawa kemandirian industri dalam negeri.

Referensi;

Admin, (11 Juni 2025)."Presiden RI Resmikan Pandu TEV Dalam Indo Defence 2024".pindad.com.https://www.pindad.com/presiden-ri-resmikan-pandu-tev-dalam-indo-defence-2024a. Diakses pada tanggal 02 Juli 2025.

Muliawati, F., D., (29 Juni 2025)."Sah! Prabowo Resmikan Industri Baterai EV Terintegrasi Terbesar Asia".CNBC Indonesia. Jakarta. https://www.cnbcindonesia.com/news/20250629140941-4-644680/sah-prabowo-resmikan-industri-baterai-ev-terintegrasi-terbesar-asia. Diakses pada tanggal : 02 Juli 2025.

Nugraha,. F., (23 Juni 2025)."Parlemen Iran Perintahkan Penutupan Selat Hormuz yang Vital untuk Minyak Dunia". Metrotvnews .com.https://www.metrotvnews.com/read/NrWCoJlp-parlemen-iran-perintahkan-penutupan-selat-hormuz-yang-vital-untuk-minyak-dunia. Diakses pada tanggal : 02 Juli 2025.

Yanwardhana, E., (03 Agustus 2024)."RI Jadi yang Pertama di Dunia Punya Pabrik Ekosistem Baterai EV". CNBC Indonesia. Jakarta. https://www.cnbcindonesia.com/news/20240703114523-4-551384/ri-jadi-yang-pertama-di-dunia-punya-pabrik-ekosistem-baterai-ev.Diakses pada tanggal : 02 Juli 2025.