Membedah Masalah Perencanaan Whoosh dan Transfer Daerah: Tantangan Ekonomi Indonesia Saat Ini
- Admin web Epembangunan
- 24 Nov
- 3 menit membaca

Dalam beberapa waktu terakhir, berbagai isu strategis di sektor pembangunan nasional menjadi sorotan publik dan akademisi, terutama terkait megaproyek Whoosh yang mengalami tekanan keuangan akibat beban utang yang membesar. Selain itu, masalah dana transfer ke daerah yang mengendap di perbankan juga menjadi perhatian karena dapat menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Permasalahan tersebut menggambarkan pentingnya perencanaan pembangunan dan alokasi anggaran yang efektif serta efisien, agar setiap kebijakan pembangunan mampu memberikan dampak nyata bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Perencanaan pembangunan yang tidak matang dan dipaksakan demi pencapaian prestise dapat berdampak pada pembengkakan biaya, risiko kegagalan proyek, serta potensi pembebanan terhadap APBN dalam jangka panjang (Flyvbjerg, 2021).
Megaproyek Whoosh sebagai kereta cepat pertama di ASEAN merupakan hasil kerja sama bisnis-to-bisnis antara konsorsium BUMN Indonesia (60%) dan perusahaan manufaktur China (40%). Pembiayaan proyek ini sebagian besar berasal dari pinjaman luar negeri melalui China Development Bank (CDB), dengan suku bunga awal sekitar 2% namun meningkat seiring waktu menjadi lebih dari 3%. Permasalahan muncul ketika pendapatan operasional proyek tidak mampu menutupi biaya utang dan operasional, sehingga memunculkan risiko gagal bayar (Bisnis.com, 2024). Kondisi tersebut memperkuat dugaan adanya kelemahan pada tahap awal perencanaan, khususnya dalam studi kelayakan dan proyeksi permintaan penumpang yang dinilai terlalu optimistis (Flyvbjerg, Holm, & Buhl, 2013).
Selain itu, terdapat persoalan terkait transparansi dalam proses tender dan pembiayaan. Meskipun terdapat penawaran dari Jepang dengan suku bunga lebih rendah, pemerintah memilih kerja sama dengan China yang menawarkan biaya konstruksi lebih murah namun dengan bunga pinjaman lebih tinggi. Minimnya informasi publik terkait alasan pemilihan mitra pembangunan serta indikasi permasalahan tata kelola, termasuk dugaan praktik mafia tanah pada tahap pembebasan lahan, memperkuat kritik bahwa proyek ini tidak direncanakan secara transparan dan akuntabel (Kontan, 2025). Pembengkakan biaya (cost overrun) yang signifikan, terutama akibat perubahan rute dan estimasi teknis, semakin menegaskan perlunya perencanaan pembangunan yang berbasis data, analisis risiko, dan manajemen proyek yang cermat.
Permasalahan perencanaan pembangunan tidak hanya terjadi pada proyek Whoosh, tetapi juga pada pengelolaan transfer ke daerah. Dana transfer yang mengendap di bank mengindikasikan kurang optimalnya realisasi belanja pemerintah daerah, yang berdampak pada melemahnya konsumsi pemerintah dan rumah tangga. Padahal, sebagian besar belanja daerah berorientasi pada sektor padat karya yang dapat memberikan efek pengganda (multiplier effect) bagi perekonomian, seperti penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Penundaan realisasi anggaran daerah juga diperburuk oleh transisi kepemimpinan daerah secara serentak, yang mengharuskan penyesuaian ulang terhadap program prioritas (Undip, n.d.). Kondisi ini menunjukkan bahwa perencanaan pembangunan yang lambat dan tidak adaptif dapat memperbesar potensi penyimpangan, termasuk risiko korupsi melalui praktik penahanan anggaran atau pengalihan dana ke instrumen keuangan tertentu untuk kepentingan pihak tertentu.
Oleh karena itu, perbaikan perencanaan pembangunan secara cepat dan tepat menjadi hal yang mendesak untuk memastikan keberhasilan proyek strategis nasional. Perencanaan yang baik harus mempertimbangkan kebutuhan nasional, kondisi lapangan, risiko teknis, dan kemampuan fiskal. Melibatkan masyarakat, pemerintah daerah, dan sektor swasta dalam tahap perencanaan juga penting untuk memastikan bahwa pembangunan memberikan dampak ekonomi lokal yang signifikan. Kecepatan realisasi transfer daerah harus diimbangi dengan kualitas perencanaan agar pelaksanaan di lapangan tidak menimbulkan pemborosan atau ketidaktepatan sasaran. Penerapan studi kelayakan komprehensif, manajemen anggaran yang disiplin, serta tata kelola yang transparan menjadi prasyarat utama dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan (Flyvbjerg & Bester, 2021).
Dengan memperkuat perencanaan pembangunan sejak tahap awal, Indonesia dapat meminimalkan risiko pembengkakan biaya dan kegagalan proyek sebagaimana terjadi pada beberapa megaproyek sebelumnya. Langkah ini juga penting untuk mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045, di mana pembangunan infrastruktur yang terencana dengan baik akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
(Cahya Wahyu Saputra, 23230007, Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Janabadra Yogyakarta)
Daftar Pustaka
Antara. (2025, Oktober 20). China siap restrukturisasi utang KCIC, tekankan manfaat publik bagi RI. ANTARA News. https://www.antaranews.com/berita/5186629/china-siap-restrukturisasi-utang-kcic-tekankan-manfaat-publik-bagi-ri. Diakses pada tanggal 15 November 2025.
Bisnis.com. (2024, Juli 29). KCIC mulai cicil utang Kereta Cepat Whoosh ke China tahun ini. Bisnis.com. https://ekonomi.bisnis.com/read/20240729/98/1786385/kcic-mulai-cicil-utang-kereta-cepat-whoosh-ke-china-tahun-ini. Diakses pada tanggal 15 November 2025
Flyvbjerg, B. (2021). The cost-benefit fallacy: Why cost-benefit analysis is broken and how to fix it. arXiv. https://arxiv.org/abs/2112.03171.
Flyvbjerg, B., Skamris Holm, M., & Buhl, S. L. (2013). How (in)accurate are demand forecasts in public works projects? The case of transportation. arXiv. https://arxiv.org/abs/1303.6654
Flyvbjerg, B., & Bester, D. (2021). The cost-benefit fallacy. arXiv. https://arxiv.org/abs/2112.03171.
Kontan. (2025, Oktober 23). Di balik polemik utang megaproyek Whoosh. Kontan Insight. https://insight.kontan.co.id/news/di-balik-polemik-utang-megaproyek-whoosh. Diakses pada tanggal 15 November 2025
Kompas.com. (2024, Januari 10). Proyek Kereta Cepat masih dibayangi utang China, tenornya jadi lebih panjang. Kompas.com. https://money.kompas.com/read/2024/01/10/120000326/proyek-kereta-cepat-masih-dibayangi-utang-china-tenornya-jadi-lebih-panjang. Diakses pada tanggal 15 November 2025
Undip. (n.d.). Perencanaan pembangunan daerah: Koordinasi, alokasi anggaran, dan keterlibatan masyarakat. Jurnal Ilmu Pemerintahan Undip. https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jiip/article/download/23541/pdf.




Komentar